Audit External ISO 9001 : 2015
Dilaksanakan Audit External ISO 9001 : 2015 Laboratorium PHP Temanggung Pada tanggal 21 s.d. 23 November 2018. Audit External tersebut dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Mutu Agung Lestarin Meliputi seluruh Proses Manajemen yang dilakukan oleh LPHP Temanggung.
Pada tanggal 3 April 2017 telah dilaksanakan Rapat Koordinasi POPT PHP di LPHP Temanggung. Rakor di hadiri oleh seluruh PHP POPT Se Wilayah Kedu ( PNS Maupun THL) yang dihadiri oleh Kepala BPTPHP Provinsi Jawa Tengah Ibu Ir. Kus Priyanti, MM dan Kasi Hortikultura dan Perkebunan . Dalam Pertemuan tersebut Kepala BPTPHP memberikan materi pembinaan dan penjelasan mengenai kebijakan Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah dan memberikan penjelasan teknis pengenai adanya UPTD ( SOTK) baru . Dilapangan kepada para petugas POPT PHP agar bekerja dengan baik dan terkoordinasi agar hasil dapat maksimal.
Sementara Pimpinan Laboratorium PHP Temanggung Ir Retno Dyah Rahmawati memberikan penjelasan mengenai OPT Tanaman Padi yang mempengaruhi turunya produkstivitas / Hasil.
Gerakan Tanam Refugia LPHP Temanggung di Sekitar Lahan Sawah BBI Padi Sri Makarti Kedu Temanggung 16 Desember 2016
| Add caption |
SURVAILANCE II ISO 9001:2008
Pada tanggal 7-9 Desember
2016 Laboratorium PHP Temanggung kembali melaksanakan audit eksternal
(surveylance) tahun ke-2 pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
Audit dilakukan oleh Ibu
Naeli Zakiya dari LS MISB yang berkedudukan di Jakarta selaku Lead Auditor. Tujuan dilaksanakan
audit eksternal antara lain adalah:
1. menentukan kesesuaian & ketidaksesuaian
2. Menentukan
efektivitas penerapan ISO 9001:2008 yang telah ditetapkan
3. memenuhi persyaratan
yang diwajibkan yaitu SNI ISO 9001:2008
Ketidaksesuaian terhadap
pelaksanaan ISO 9001:2008 dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu Major,
Minor dan Observasi. Ketidaksesuaian Major terjadi apabila Ketidaksesuaian
berpengaruh signifikan/nyata terhadap sistem manajemen mutu. Ketidaksesuaian
Minor terjadi apabila ketidaksesuaian berpengaruh tidak signifikan/nyata
terhadap sistem manajemen mutu. Sedangkan kategori observasi apabila suatu area
tertentu, suatu proses, dokumen, atau aktifitas yang selama ini memenuhi, bila
tidak diperbaiki, hasilnya berpotensi tidak memenuhi sistem, produk atau jasa
Hasil Audit eksternal
tersebut dinyatakan bahwa secara umum pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu di LPHP
Temanggung sudah berjalan dengan baik, rekaman sudah terpenuhi.Tidak ditemukan
ketidaksesuaian Major dalam pelaksanaan Audit eksternal ke-2 ini, namun
demikian tetap diperlukan perbaikan dan kontinuitas pelaksanaannya.
Gerakan Pengendalian Penyakit Blas dan Kresek
di Desa Kutoayar dan Desa Tegalsari
di Desa Kutoayar dan Desa Tegalsari
dan Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
18 - 22 Januari 2017
18 - 22 Januari 2017
Meningkatkan kewaspadaan terhadapa OPT pada keadaan cuaca yang sedang terjadi menjadi keharusan bagi Petani, dan Petugas POPT PHP sebagai pendamping. Sesegera mungkin mengendalikan OPT dengan metode dan teknik yang seuai adalah langkah terbaik agar dapat mengurangi kerugian hasil akbibat serangan OPT.
MAGANG PELATIHAN PENGEMBANGAN AGENS HAYATIKT. TUNAS TANI, DESA TEGALSARI, KEDU TEMANGGUNG
Kegiatan magang pelatihan pengembangan
agens hayati dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Februari 2017, bertempat di
Laboratorium PHP Temanggung. Magang pelatihan pengembangan agens hayati diikuti
oleh 10 orang anggota kelompok tani yang diketuai Tri Wiyanto. Kegiatan berawal
dari keinginan kelompok tani untuk belajar pengembangan agens hayati sebagai
bahan pengendali OPT, mengingat kelompok tertarik untuk menuju budidaya
pertanian secara organik.
Komoditas utama di Desa Tegalsari
berupa padi dan cabai. Untuk itu jenis agens hayati yang dikembangkan berupa PGPR,
Trichoderma sp. dan Paenibacillus polymixa. Agens hayati
PGPR dan Trichoderma sp. digunakan
untuk cabai sedangkan Paenibacillus
polymixa banyak digunakan sebagai upaya pengendalian OPT Kresek dan Blas
pada padi.
Agar peserta tidak hanya mengetahui
cara pembuatan agens hayati, sebelum praktek dilakukan pembekalan materi oleh
petugas, terkait agens hayati dan pengenalan beberapa OPT utama pada komoditas
padi dan cabai, yang dapat dikendalikan dengan agens hayati tersebut. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang agens hayati yang
dikembangkan, serta menanamkan prinsip-prinsip pengendalian secara ramah
lingkungan dengan agens hayati maupun pestisida nabati lainnya. (HA-2017)
Gambar 1. Pembekalan materi agens hayati oleh
petugas
Gambar 2 Praktek pengembangan agens hayati
MAJA, SI PAHIT
SAHABAT PETANI
Tingginya biaya pengendalian hama penyakit tanaman banyak
disiasati berbagai kalangan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami sebagai
pengendali hama penyakit tanaman. Selain mudah pembuatannya, murah karena bahan
umumnya berasal dari tanaman liar yang ada di sekitar kita, beberapa bahan
terbukti cukup efektif untuk pengendalian hama penyakit tanaman. Keuntungan
lebih yang didapatkan adalah sifat bahan yang ramah lingkungan, segera dapat
terurai di alam, sehingga dalam jangka panjang tidak menimbulkan dampak
merugikan bagi lingkungan.
Salah satu bahan yang banyak digunakan
sebagai pestisida nabati adalah buah Maja. Maja termasuk tanaman tahunan. Klasifikasi
tanaman Maja adalah sebagai berikut:
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Aegle
Spesies: Aegle marmelos (L.)
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam maja di
antaranya zat lemak dan minyak terbang yang mengandung linonen. Daging buah
maja mengandung substansi semacam minyak balsem, 2-furocoumarins-psoralen, dan
marmelosin (C13H12O). Buah, akar, dan daun maja bersifat antibiotik (www.klasifikasitanaman.com).
Penggunaan buah maja sebagai pestisida nabati sebenarnya
sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, baik dengan komposisi maupun teknik
pembuatan yang berbeda-beda. Salah satu cara pembuatan yang dilakukan oleh
Sularto, POPT Kec. Temanggung, Kabupaten Temanggung adalah dengan menggunakan
buah Maja murni, tanpa campuran bahan lain.
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
1.
Ambil
buah maja, semakin tua semakin baik untuk digunakan sebagai pesnab
2.
Buat
lingkaran pada daerah tangkai buah, dengan diameter ± 5 cm, kemudian lubangi
buah tersebut
3.
Tutup/rekatkan
kembali potongan tangkai tersebut dan diamkan/fermentasikan selama kurang lebih
3 hari (72 jam)
4.
Buka
tutup tangkai tadi, dan hancurkan isi buah maja tersebut sampai halus, campur
dengan air dengan perbandingan 1:1
5.
Fermentasikan
kembali selama ± 2 hari
6.
Saring
hasil fermentasi, pestisida nabati dari buah maja siap digunakan.
7.
Dosis
yang digunakan adalah 1 gelas (200 cc) per tangki /14 liter air.
8.
Aplikasi
dilakukan 1 minggu sekali
Gambar proses pembuatan pesnab buah Maja:
OPT sasaran yang dapat dikendalikan antara lain adalah
berbagai jenis hama pengisap, ulat.
Hasil Aplikasi yang telah dilakukan oleh Sularto (POPT
Kec. Temanggung Kab. Temanggung) pada tanaman tomat adalah sebagai berikut:
Keragaan tanaman tomat organik pada umur 2 bulan, tanpa
aplikasi pestisida kimia.
Tunas sehat muncul pada tanaman yang terserang Layu
Fusarium.
Gejala menunjukkan sembuh dengan aplikasi pesnab maja 1
minggu sekali. Kandungan antibiotik yang ada di dalam buah Maja ditengarai
mempunyai andil dalam penekanan gejala penyakit Layu Fusarium pada tanaman
tersebut.
Dampak penggunaan pestisida nabati buah maja, tanaman
relatif aman dari serangan ulat, trips dan jenis hama lainnya (H-A , 2017)
Sumber:
1.
Sularto,
POPT LPHP Temanggung, 2017
Tanam Serempak Bawang Putih APBNP 2017 di Kab. Maghelang dan Temanggung
Selasa, 7 Nopember 2017














Tidak ada komentar:
Posting Komentar