MATERI MATERI


PGPR
(PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA)

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) atau rizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman adalah kelompok bakteri menguntungkan yang dimanfaatkan untuk membantu petani dalam pemeliharaan tanaman karena bakteri ini telah teruji mampu meningkatkan jumlah perakaran halus, menambah luas permukaan akar dan meningkatkan kemampuan menyerap nutrisi dan air yang menjadikan  tanaman lebih bugar sehingga lebih tahan terhadap gangguan OPT atau mampu mengkompensasi kerusakan. Cara pembuatan PGPR relatif mudah dan murah dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita.

1.      Kel Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab. Kendal (Binaan Lab PHP Semarang)

Bahan :
·       Katul halus      : 5 gelas
·       Trasi                : 1 butir
·       Kapur injet      : 1 sendok makan
·       Gula Pasir        : 2 kg
·       Air matang      : 20 liter
·       Biang               : 1 gelas

Proses Pembuatan :
Katul, trasi, gula pasir direbus hingga matang, setelah dingin biang PGPR dimasukkan, difermentasi selama 7 hari. Jika jadi maka hasilnya berbau tape.




2.      Kel tani Sari Tani, Desa Wedoro, Kec. Penawangan,
Kab. Grobogan (Binaan Lab PHP Semarang)

Bahan :
·       100 gr akar bambu
·       400 gr gula pasir
·       100 gr terasi
·       1 kg dedak halus
·       10 liter air
·       Penyedap rasa

Proses Pembuatan :
Rendam akar bambu dalam air matang 2 - 4 menit, rebus tahan 2/6 sampai mendidih 20 menit. Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen dan tutup rapat. Buka dan kocok-kocok sehari sekali. Setelah 15 hari PGPR siap dipakai.

3.      Pengembangan PGPR dari perakaran bambu (Lab PHP Temanggung)

Pencarian calon bibit / biang PGPR
-     Ambil perakaran bambu beserta tanah yang menempel di perakaran.
-     Cincang atau rajang akar yang didapatkan tersebut dengan panjang ± 1 cm, kemudian tambahkan air bersih (diusahakan air yang berasal dari sumber mata air / sumur dan bukan air PAM), dengan perbandingan 100 gram akar beserta tanah : 1 liter air, direndam pada wadah tertutup
-     Rendaman akar beserta tanah tersebut digojog / digoyang-goyangkan selama ± 15 menit
-     Selanjutnya rendaman disimpan / diperam selama minimal 24 jam
-     Indikasi adanya calon mikroba yang diharapkan sebagai bibit yaitu timbulnya gelembung-gelembung udara / titik air pada dinding wadah / tutup.
-     Jika sudah dijumpai hal tersebut maka dilakukan penyaringan air rendaman (diperoleh biang / bibit PGPR).
-     Untuk meyakinkan bahwa biang yang diperoleh benar-benar calon bibit PGPR yang diharapkan, maka perlu dilakukan uji pada tanaman yaitu dengan menyiramkan sedikit air rendaman (setengah gelas) ke tanaman uji, ditunggu selama 5 hari, apabila tanaman tidak menunjukkan gejala negatif, maka biang tersebut dapat dikembangkan massal pada media cair (kaldu terasi).


Pengembangan massal  PGPR pada media kaldu terasi

Bahan :
-       Terasi udang (20 g)
-       Gula merah / gula pasir 20 g
-       Air kapur (injet) 1 sendok teh
-       Air bersih (diusahakan dari sumber air tanah/bukan PAM) 1 liter

Proses Pembuatan :
-       Air dididihkan, lalu terasi udang dan  gula dimasukkan, diaduk-aduk rata (± 10 menit)
-       Selanjutnya larutan tersebut diangkat, disaring dan diambil ekstraknya
-       Ekstrak yang sudah diperoleh disterilkan dengan cara memanaskannya di atas nyala api kurang lebih 30 menit (untuk bahan 1 liter air), jika volume air banyak (> 10 liter) maka waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi minimal 1 jam. Jika menggunakan autoclave, membutuhkan waktu 15 menit pada suhu 115 0 C pada tekanan 1 atm. Selanjutnya media didinginkan
-       Setelah dingin, media dimasukkan ke dalam wadah tertutup, diberi biang / bibit PGPR dengan konsentrasi 50 cc biang / liter media,   difermentasikan selama 7 hari menggunakan alat fermentor sederhana (gambar 1).
 4.      Puspa Hati Tani Makmur (Binaan Lab PHP Pemalang)

Bahan :
·       Bekatul            : 100 gram.
·       Terasi               : 5 gram.
·       Gula pasir        : 10 gram.
·       Air                   : 1 liter.

Proses pembuatan :
Bahan-bahan diatas dicampur dan direbus sampai mendidih. Setelah itu dimasukan kedalam jerigen lalu didinginkan  jam. Setelah itu masukan bibit / biang PGPR kemudian inkubasikan 5-7 hari setelah itu siap untuk diaplikasikan.

5.        Pengembangan PGPR dari akar bambu (Lab PHP Sukoharjo)

Bibit / Biang PGPR
a.       Bahan dan Alat
-  Akar Bambu                        : 200 gr
-  Rebung / Kecambah            : ½ kg
-  Akar Putri Malu                    : 200 gr.
-  Akar Alang-alang                 : 200 gr.
-  Akar Rumput Gajah                         : 200 gr
-  Akar Sere + bonggol             : 200 gr.
-  Air Matang dingin                : + 2 lt
-  Wadah / ember                      : 1 buah
-  Timbangan

b. Proses Pembuatan
·  Timbang bahan masing-masing + 200 gr.
·  Semua bahan dipotong-potong (1cm) kemudian direndam dalam air matang dingin sampai semua bahan terendam secaraa sempurna ( + 2 liter).
·  Biarkan  rendaman tersebut selama 3 hari dan setiap hari dikocok / diaduk untuk melepaskan enzim-enzim secara sempurna.
·  Setelah 3 hari disaring (sebagai biang/F1) dan diperbanyak dalam media bekatul atau dapat digunakan langsung

Media Pengembangan PGPR / Media Bekatul
a.  Bahan Dan Alat
·      Gula pasir , 2 sendok makan
·      Dedak halus (bekatulatul), 4 gelas
·      Air 10 liter , Terasi, sebesar ibujari
·  Air kapur/njet, seujung sendok makan
·      Biang (bibit) PGPR 0,5 liter
·      Ember 1 buah

b.  Proses Pembuatan
1.    Kecuali bibit/biang PGPR, semua bahan direbus setelah dingin disaring dengan kain tampung di ember.
2.    Masukkan 0,5 liter Biang PGPR kedalam ember jika prosesnya benar suhu akan naik dan mucul gelembung simpan selama 3 hari, larutan PGPR siap digunakan.

c.  Cara Penggunaan / Aplikasi
1.    Perendaman benih
a.  Campur 2 sendok makan/ 10 ml PGPR untuk 1 liter  air
b.  Direndam sesuai benih yang akan direndam.
2.    Penyiraman bibit/ tanaman umur 20 hari
a.  Campurkan  1 sendok makan/ 5 ml untuk 1 liter air
b.  Siramkan pada tanaman dan perakaran.
3.    Pada Pertanaman
a.  Tanaman Padi
·      Aplikasi dilakukan setiap 3 minggu sekali
·      Campurkan  1 sendok makan (5cc) untuk 1 liter air
·      Siramkan pada tanaman dan perakaran.
b.  Tanaman Hortikultura semusim (sayuran dan buah)
·                Aplikasi dilakukan setiap 1 minggu sekali
·                Campurkan  1 sendok makan (5cc) untuk 1 liter air
·                Siramkan pada tanaman dan perakaran.
c.  Tanaman Hortikultura Tahunan (Buah-buahan)
·      Pada Bulan I : Aplikasi dilakukan setiap 2 minggu sekali
·      Pada Bulan II : Aplikasi dilakukan 1 Bulan Sekali
·      Pada Bulan III dan seterusnya : Aplikasi dilakukan 3 bulan sekali.
·      Campurkan  1 sendok makan (5cc) untuk 1 liter air
·       Siramkan pada tanaman dan perakaran.


6.      Kel Tani Jati Jaya, Desa Sawangan, Kec. Kebasen,
Kab. Banyumas (Binaan Lab PHP Banyumas)

Bahan-bahan:
·      Akar bambu, akar alang-alang, akar putri malu yang direndam dengan air matang yang sudah dingin/ air kelapa selama 3 hari sebagai biang PGPR.
·      Nutrisi
·      Bekatul, MSG, Molase.

Proses pembuatan :
Didihkan air dengan panci yang besar , masukan bekatul, MSG, molase sambil diaduk agar larut, selama 25 menit dan setelah mendidih kembali diangkat dari atas tungku/kompor dan panci ditutup, setelah suhu panci sama dengan suhu udara luar maka larutan BMM disaring masukan kedalam jerigen, bersama biang PGPR dan difermentasi anaerob selama 10 - 15 hari, pada hari ke 3 tutup jerigen dibuka selama 3 menit dan ditutup kembali, pada hari ke 4 dan seterusnya tiap hari jerigen di gojog/digoyang-goyang sampai hari ke 15. PGPR tesebut beraroma tape.

Cara pemakaian :
Ambil larutan PGPR 100 cc ditambah 14 liter air semprotkan ke tanaman padi/ palawija 10 hari sekali pagi/sore.

Kegunaan :
Memacu pertumbuhan tunas, akar, penambat N, pelarut P mampu menekan pertumbuhan bakteri yang merugikan, juga sebagai decomposer pembuatan bokasi.



Pestisida Nabati

1.      Kel Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab. Kendal (Binaan Lab PHP Semarang)

Bahan :
·      Gadung                       : 5 kg
·      Daun mimba                : 1 kg
·      Bawang                       : 1/4 kg
·      Daun sirsat                  : 1/4 kg
·      Air bersih                     : 15 liter

Proses Pembuatan :
Gadung diparut, daun mimba dan daun sirsat serta bawang ditumbuk sampai halus. Direndam dengan air minimal 3 hari. Konsentrasi 1 liter per tangki.

Kegunaan :
   
2.      Kel Tani Sari Tani, Desa Wedoro, Kec. Penawangan, Kab. Grobogan (Binaan Lab PHP Semarang)

Bahan :
·      8 kg daun nimba
·      6 kg lengkuas
·      6 kg serai
·      20 gr sabun colek
·      20 liter air

Proses Pembuatan :
Daun nimba, lengkuas, serai dihaluskan. Bahan yang sudah dihaluskan dilarutkan ke dalam 20 liter air. Didiamkan selama 1 malam. Larutan disaring diencerkan dengan 60 liter air. Larutan siap diaplikasikan untuk 1 ha lahan

Kegunaan :


3.    Pestisida Nabati dari daun Mimba (Lab PHP Temanggung)

Bahan :
·      Daun Mimba segar (50 gram)
·      Detergen (1 gram), berfungsi sebagai pengemulsi
·      Air 1 Liter

Alat :
-       Blender
-       Kain kassa / furing (untuk menyaring)
-       Ember / wadah, pengaduk

Proses pembuatan :
Daun mimba dihaluskan menggunakan blender. Rendam daun halus di dalam air selama semalam (12 jam). Saring dengan kain kassa (furing). Hasil saringan dicampur dengan 1 gram detergen, diaduk rata.

Cara aplikasi :
Encerkan 500 ml larutan daun mimba hasil saringan ke dalam 14 liter air (1 tangki semprot), kemudian disemprotkan di pertanaman pada sore hari.


Kegunaan :
Untuk mengendalikan hama ulat, kutudaun dan belalang pada tanaman padi, sayuran dan buah-buahan


4.    Ramuan untuk mengendalikan hama kutudaun/Aphis sp (Lab PHP Temanggung)

Bahan :
·      5 lembar daun tembakau
·      10 buah biji lerak
·      3 buah labu siam, diparut sampai halus
·      1 Liter air

Proses pembuatan :
Haluskan daun tembakau dan buah lerak dengan cara diblender / ditumbuk. Campurkan daun tembakau dan lerak halus dengan parutan labu siam. Rendam campuran dalam 1 liter air selama 1 malam.
Cara aplikasi :
Encerkan 3-5 sendok makan larutan campuran ke dalam 1 liter air. Aplikasi dilakukan dengan menyemprotkan larutan pada 5 - 10 tanaman yang terserang kutudaun pada pagi atau sore hari.

Kegunaan :
Untuk menegendalikan kutu Aphis pada tanaman tomat, cabai, terong, kubis, kentang dan sayuran lainnya
  
5.    Ramuan untuk mengendalikan hama ulat daun (Lab PHP Temanggung)

Bahan :
·                                             1 kg labu siam
·                                             1 kg gadung
·                                             10 liter air

Proses pembuatan:
Haluskan gadung dan labu siam dengan cara diparut atau diblender. Campurkan parutan gadung dan labu siam sampai rata. Rendam campuran dalam 1 liter air selama satu malam, lalu diperas dan disaring
Cara aplikasi :
Encerkan 500 ml larutan hasil saringan dengan 10 liter air.  Aplikasikan di lahan pada pagi atau sore hari.

Kegunaan  :
Untuk mengendalikan ulat daun kubis, cabai, padi, jagung, kedelai, kacang hijau

6.    Ramuan untuk mengendalikan hama trips pada sayuran (Lab PHP Temanggung)
(Hasil uji coba petani cabai Kel. Temanggung, Kec/Kab. Temanggung)

Bahan :
·      Daun suren 1 kg
·      Pucuk batang kamboja (1 kg)
·      Air 10 liter
·      Detergen 1 gr


Proses pembuatan :
Daun suren dan pucuk kamboja ditumbuk halus. Rendam didalam air, diamkan selama 24 jam dalam wadah tertutup. Saring hasil rendaman. Siap diaplikasikan.

Cara aplikasi :
Encerkan hasil ekstraksi bahan tersebut sebanyak 200 cc per 14 liter air (1 tangki semprot). 
Disemprotkan pada pagi hari atau sore hari

7.    Ramuan untuk mengendalikan penyakit antraknosa/pathek (Lab PHP Temanggung)
(Hasil Uji Coba Kelompok Tani Sumber Makmur, Desa Gandurejo, Kec. Bulu, Kab. Temanggung; pada keg. SLPHT Cabai tahun 2010)

Bahan :
·      Kapur mentah (Padalarang) 2 kg
·      Belerang (1 kg)
·      Lengkuas, serai, jahe, daun sirih (masing-masing 1 genggam)
·      Air ± 20 liter

Proses pembuatan :
1.    Kapur mentah dicampur dengan air sebanyak 2 liter, direndam sampai menjadi bubur kapur. Selanjutnya bahan dibiarkan semalam, diambil airnya saja
2.    Belerang dihaluskan dengan cara ditumbuk. Selanjutnya dimasukkan ke dalam 10 liter air mendidih, diaduk-aduk selama ± 1 jam.
3.    Bubur kapur dimasukkan ke dalam larutan belerang, sambil terus diaduk-aduk selama 5 menit sampai merata (menyatu).
4.    Larutan diendapkan selama 2 hari, dan diambil airnya saja (Larutan A).
5.    Sebagai bahan tambahan, siapkan lengkuas,kunyit, jahe, daun sirih, kemudian direbus sampai mendidih. Diamkan selama 24 jam kemudian disaring (Larutan B).
6.    Selanjutnya masing-masing bahan (Larutan A dan B) dicampur menjadi satu, dan siap diaplikasikan

Cara aplikasi:
Encerkan sebanyak 50 ml ramuan ke dalam 10 liter air,  (disaring) dan siap disemprotkan di pertanaman. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari / sore hari, dengan interval penyemprotan minimal 5 hari sekali untuk upaya pengendalian, sampai gejala berkurang.

8. Ekstrak Bunga Kecombrang (Lab PHP Banyumas)
Pembuatan Ekstrak Bunga Kecombrang secara sederhana
1.    Bagian tanaman (daun, batang, bunga dan rimpang) ditumbuk hingga halus dan mudah dikemas.
2.    Ambil 100 gr bagian tanaman yang sudah ditumbuk dilarutkan dalam 1 liter air  diaduk-aduk hingga tercampur merata, kemudian diperas dan disaring.
3.    Semprotkan larutan yang sudah jadi pada seluruh bagian buah salak atau cabai yang belum masak sempurna.

9. Pestisida Nabati (Lab PHP Banyumas)

Bahan-bahan :
·      Umbi gadung
·      Biji mahoni
·      Akar tuba
·      Jahe, kunyit, temu lawak, biji jarak kaliki.

Proses pembuatan :
Semua bahan di haluskan disaring/ diperas diambil airnya, selanjutnya dimasukan ke jerigen di tambah methanol sebagai pelarut difermentasi selama 10 hari.

Cara pemakaian: 
1.      Ambil larutan pesnab 500 cc ditambah air 14 liter disemprotkan ke tanaman yang terserang hama. Jenis hama yang dikendalikan semua jenis serangga spektrumnya sangat luas.
2.      Ambil larutan ampas 500 cc di tambah air 14 liter. Semprotkan ke pertanaman padi umur 40 - 60 hst. Fungsinya bulir gabah lebih berisi [mentes] juga sebagai fungisida.

Ampas sisa bahan tersebut di atas masih dapat dimanfaatkan dengan  cara :
Masukan kedalam ember ditambah air kelapa, air leri, molase, urin, kemudian difermentasi anaerob selama 15 hari. Pada hari ke 4 ember dibuka isinya diaduk, selanjutnya ember ditutup kembali, hari ke 5 dan seterusnya setiap hari bahan diaduk sampai hari ke 15.



10.  Pestisida Nabati Biji Bengkuang  (Lab PHP Semarang)

Bahan :
-        Biji Bengkuang I kg
-        Air Kelapa/ Nira pohon aren 3 liter
-       Air 5 liter
-       Ragi Tape
-       Gula Pasir 100 gram

Alat :
-        Blender
-        Penyaring Tepung/ kain kasa
-        Ember
-        Pengaduk Jerigen

Proses Pembuatan :
-        Ambil biji bengkuang 1 kg
-       Rendam biji bengkuang dengan menggunakan air kelapa/nira sebanyak 1 liter selama 24 jam
-        Biji bengkuang diblender  dan dicampur dengan menggunakan air.  
Untuk mendapatkan ekstrak biji bengkuang, biji bengkuang yang telah diblender diencerkan dengan menggunakan air yang  telah direbus/ aquadest sebanyak 5 liter air dan selanjutnya diperas dengan menggunakan kain penyaring/ aya’an tepung.
-       Masukkan ekstrak biji bengkuang kedalam jerigen dan ditambahkan nira pohon aren/air kelapa sebanyak 2 liter.
-        Tambahkan gula pasir sebanyak 100 gram
-        Masukkan ragi tape sebanyak 1/3 bagian ragi (5 gram)
-       Inkubasikan selama 7 – 10 hari dengan menggunakan alat fermentor

Cara Aplikasi :
Konsentrasi pemakaian ekstrak biji bengkuang adalah 2 – 5 cc/liter. Dosis aplikasi 500 liter / ha. Sifat biopestisida adalah racun kontak dan perut.. Aplikasi dilakukan pada pagi atau sore hari. Bila mana terjadi hujan dilakukan penyemprotan ulang.

OPT Sasaran :
Ulat daun kubis (Plutella sp), ulat krop kubis (Croccidolomia sp) dan kutudaun

 BOKASHI

1.  Kelompok Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab.  Kendal (Binaan Lab PHP Semarang)

Bahan      :
·      20 zak kotoran ternak
·      7 zak arang sekam/grajen/limbah kedelai/limbah kacang hijau
·      3 zak daun lamtoro/turi
·      1 zak katul
·      1 liter EM4
·      1 liter tetes tebu/ 1 kg gula pasir
·      150 liter air bersih

Peralatan :
Drum, ember, gembor, cangkul, cangkul garpu, layar/tlasar/terpal

Proses Pembuatan :
1.    Buat larutan EM dalam drum (Air+EM4+tetes tebu/gula pasir)
2.    Campur/aduk pupuk kandang, arang sekam, daun lamtoro/turi dan katul hingga rata
3.    Aduk/campurkan no 2 siram sedikit demi sedikit dengan larutan EM (no 1) sambil diaduk hingga rata (bila dikepal tidak gembur dan air tidak menetes ukuran sudah pas)
4.    Aduk/campurkan no 3 ditata/ditumpuk setinggi 40 cm, panjang dan lebarnya disesuaikan
5.    Tumpukan no 4 ditutup dengan layar/tlasar/terpal hingga rapat
6.    Setiap hari hingga hari ke 7 tumpukan di buka dan di aduk agar campuran rata, lembut dan suhu panas keluar (suhu yang dikehendaki 35 - 450 C)
7.    Hari ke 7 bokashi sudah jadi ditandai dengan keluarnya jamur penicillium warna putih dan pupuk berbau seperti tape.

 2. Kelompok Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab. Kendal (Binaan Lab PHP Semarang)

Bahan :
·       10 pikul jerami padi yang sudah dipotong
·       4 pikul dedaunan kering lamtoro/turi
·       5 pikul pupuk kandang
·       40 kg katul
·       0,5 liter EM4
·       0,5 liter tetes tebu / 0,5 kg gula pasir
·       100 liter air bersih

Proses Pembuatan :
1.    Buat larutan EM dalam drum (air+EM4+tetes tebu/gula pasir)
2.    Buat tumpukan berlapis sambil disiram dengan larutan EM, tumpukan paling bawah jerami setebal 20 cm, kedua dedaunan 5 cm, ketiga pupuk kandang setebal 3 cm kemudian taburi katul (lapisan 1)
3.    Buat lapisan lagi di atasnya seperti no 2 hingga tumpukan setinggi 1,5 m
4.    Tutup tumpukan tadi dengan menggunakan layar/tlasar/terpal
5.    Aduk/balik tumpukan tadi, pada hari ke 21 bokashi sudah jadi

3.  Pupuk Kompos Plus (Trichoderma+MOL) (Lab PHP Temanggung)

Bahan :
·                                 100 kg pupuk kandang
·                                 100 kg sampah sisa tanaman, jerami, sekam
·                                 1 kg jamur Trichoderma padat jagung (tepung)
·                                 40 liter air
·                                 Mikroorganisme local 1 liter

Alat :
·      Cangkul
·      Sekop
·      Garpu
·      Plastik penutup
·      Termometer

Proses pembuatan :
-       Bahan –bahan berupa sekam, jerami, sisa sampah tanaman, dipotong-potong kecil, dicampur rata, kemudian diletakkan di atas tanah sebagai lapisan pertama..
-       Jika kondisi jerami / bahan-bahan sisa tanaman sangat kering, maka sebaiknya cipratkan air sampai kadar kebasahan 20%.
-       Siramkan jamur Trichoderma yang sudah dilarutkan dalam air 1 liter dan MOL 1 secara merata ke dalam lapisan
-       Taburkan pupuk kandang sebagai lapisan kedua hingga mencapai ketinggian 30 cm dari tanah.
-       Siramkan kembali inokulan (jamur Trichoderma dan MOL) pada lapisan kedua
-       Buat lapisan ketiga, yaitu jerami atau bahan lain dan siram kembali dengan inokulan. Demikian seterusnya sampai lapisan kelima
-       Tutup dengan plastik dan biarkan selama 3 minggu
-       Pada hari ke tiga, cek suhu tumpukan jerami dan pupuk kandang.  Jika suhu mencapai 30o C lebih, segera buka plastik penutup dan aduk tumpukan tersebut sampai suhunya mencapai 26-27o C.  Lakukan pengecekan suhu setiap 3 hari sekali.
-       Ciri-ciri pupuk yang matang yaitu berwarna coklat kehitaman dan bertekstur remah.

4.  POC (Pupuk Organik Cair) Plus (Lab PHP Pemalang)

Bahan :
·      Urin Sapi  10 lt
·      Moretan    1 lt.
·      Tetes         1 lt.
·      Bahan nabati  10 %, ( Misal : gadung 1kg; brotowali 1kg; tembakau 1kg)
·      Galon atau jerigen
·      Aerator

Proses pembuatan  :
1.    Bahan nabati gadung dikupas terus diparut; brotowali ditumbuk; tembakau direndam dengan air sampai semua bahan terendam semalam/direbus..
2.    Semua bahan nabati dicampur  lalu airnya diperas.
3.    Air perasan ditambah urin sapi, tetes dan moretan lalu diaduk.
4.    Larutan kemudian ditempatkan pada suatu tempat (jerigen/galon) yang tertutup lalu difermentasi dengan bantuan aerator untuk mengalirkan O2 selama 3 minggu.
5.    Setelah itu POC siap digunakan.

Cara pemakaian :
Disemprotkan pada berbagai jenis tanaman dengan konsentrasi 5 ml/lt air.
·      Pada tanaman padi dapat dilakukan pada tanaman umur 1, 3, 5 ,7 mst. Disamping untuk pemupukan juga dapat mengendalikan OPT tanaman padi seperti wereng batang coklat, walang sangit dll.
·      Pada tanaman hortikultura dapat diaplikasikan pada tanaman tiap 2 minggu sekali.


5. Pupuk Kompos (Lab PHP Pemalang)

Alat dan Bahan-bahan ( 1 ton) :
·      Kotoran Hewan/Pupuk kandang           :  80 %.
·      Dedak / Bekatul                                                :  1 %.
·      Arang Sekam                                         :  10 %
·      Kapur Pertanian / Dolomit                    :  2 %
·      Moretan/ Dekomposer                           :  1 liter.
·      Molase /Gula Merah                              : 500 ml.
·      Air secukupnya.

Proses pembuatan :
·      Larutkan Moretan/Dekomposer dan gula / Molase ke dalam air.
·      Pupuk kandang, sekam dan dedak dicampur secara merata.
·      Siramkan Moretan dekomposer secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air mencapai 45%. Jika adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan jika kepalan tangan dilepas maka adonan tidak mudah pecah (megar).
·      Adonan digundukkan di atas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15 – 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 4 – 7 hari. Pertahankan suhu gundukan adonan maksimum 500 C. Jika suhunya lebih dari 500 C, turunkan suhunya dengan cara dibolak-balik, kemudian ditutup kembali dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kompos menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali.
·      Setelah 4 – 7 hari kompos telah terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

Cara Penggunaan :
·      Untuk tanaman padi dosis yang digunakan 2 – 3 ton / ha
·      Untuk tanaman hortikultura sesuai jenis tanaman yang ditanam.

6.    Kelompok Tani Bahagia IV, Desa Banjaratmaa, Kec. Bulakamba, Kab. Brebes ( Binaan Lab PHP Pemalang)

Bahan :
·      Kotoran ternak kambing 300 kg
·      Sekam (sudah dibakar) 20 kg
·      Gula 10 sendok makan
·      Dedak 10 kg
·      EM4 200 ml/20 sendok makan
·      Air secukupnya

Alat :
·      Cangkul / sekop, sepatu boot
·      Ayakan kawat
·      Karung goni/terpal
·      Sarung tangan karet
·      Termometer, gelas ukur, ember plastik, drum plastik

Proses pembuatan :
1.    Larutkan EM4 dan gula dalam ember yang sudah diisi air
2.    Jerami, sekam dan dedak dicampur secara merata
3.    Siramkan larutan EM4 yang sudah dilarutkan dengan air secara perlahan-lahan kedalam adonan hingga merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30% dengan cara maka adonan akan mekar
4.    Adonan digundukkan diatas ubin yang kering dengan ketinggian 15 - 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni/terpal plastik selama kurang lebih 1 (satu) minggu.
5.    Pertahankan suhu gundukan adonan antara 40 - 50° C. Bila suhu lebih dari 50° C bukalah karung atau terpal penutup, dan gundukan adonan aduk dibalik - balik, kemudian ditutup lagi dengan karung goni/ terpal plastik. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kompos / bokashi menjadi rusak karena proses pembusukan. Pengecekan suhu dapat dilakukan setiap 5 Jam.
6.    Setelah kurang lebih 1 (satu) minggu, kompos/bokashi telah  terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

Cara Penggunaan/Aplikasi (dosis/konsentrasi) :
-     Campurkan 100 ml inokulum agen hayati dengan 15 liter air bersih
-     Tambahkan 2 sendok teh gula pasir sebagai makanan cadangan selama agen hayati belum menemukan inang aslinya.
-     Tambahkan 1 sendok the diterjen sebagai perata
-     Masukan kedalam tangki, semprotkan secara perlahan-lahan
-     Ulangi penyemprotan setiap 1 minggu sekali
-     Jangan menyampurkan pestisida kimia dengan agen hayat


MOL
(Mikro Organisme Lokal)

1.  Kel Tani Sari Tani, Desa Wedoro, Kec. Penawangan, Kab.
     Grobogan (Binaan Lab PHP Semarang)

Bahan :
·      Limbah buah
·      10 kg limbah buah
·      10 liter kelapa/leri
·      1 liter tetes tebu/gula merah

Proses pembuatan :
1.    Limbah buah dihaluskan dicampur dengan iar kelapa/leri di tambah dengan tetes tebu difermentasi 10 - 14 hari kedalam gentong
2.    Jangan sampai kena sinar matahari
3.    Gentong diberi lubang udara/selang

Kegunaan :

  
2.  MOL Limbah Sayur (Lab PHP Temanggung)

Bahan :
·      Limbah sayur 100 kg
·      Garam 5% (5 kg)
·      Gula merah 2 % (2 kg)
·      Air leri 10 liter
·      Air bersih 200 liter
 Proses pembuatan :
Semua bahan dimasukkan ke dalam drum / jerigen berisi air bersih. Selanjutnya wadah ditutup dengan plastik, di atas plastik diberi air dan diproses selama 24 hari. Setelah 3 - 4 minggu, pH diukur sampai 3-5.
Penggunaan :
1.     Pembuatan kompos :
1 (satu) liter  mol + 10 air, disiramkan   pada bahan organik
2.   PPC  400 cc + 14 liter
      (1tanki) air = disemprotkan pada tanaman pagi dan sore
3.  Untuk tanaman padi disemprot  pada umur 10, 20, 30 dan 40 HST.
  
3. MOL Buah (Lab PHP Temanggung)

Bahan :
·      Sisa  buah (pisang, papaya, tomat, salak, Nanas, dll) sebanyak 10 kg
·      Air kelapa 10 L
·      Gula merah / tetes 250 cc

Proses Pembuatan :
Buah-buahan ditumbuk / diblender, dimasukkan ke dalam drum / jerigen ,ditambah air kelapa, dan gula merah / tetes tebu. Selanjutnya wadah ditutup dengan plastik, diberi selang kecil dan disalurkan ke jerigen kecil berisi air bersih untuk membuang kelebihan gas,  dan diproses selama 10 hari.  Setelah 10  hari, pH ditest sampai 3-5.
Penggunaan / Aplikasi :
-       Kompos  diencerkan 1 : 5 (air bersih) + 1 ons  gula  , siramkan pada bahan kompos
-       PPC tanaman (padi) : 500 cc / tanki disemprotkan pada fase akhir vegetatif umur 55 dan 60 hst.

4. MOL (Komarudin P4S INOVATIF Kab. Tegal, Binaan  Lab PHP Pemalang)

Alat :
·      Toples plastik dan tutupnya
·      Selang
·      Botol air minum kemasan

Bahan :
·      Pisang/tape/nanas/bawang merah/tempe
·      Air putih yang sudah masak
·      Gula pasir/gula aren

Proses pembuatan :
-     Buatlah lubang pada tutup toples plastik
-     Masukan selang kedalam lubang tersebut
-     Isi toples denga air
-     Masukan gula pasir/gula aren kedalam toples berisi air, perbandinagn gula : air = 1 : 10
-     Masukan pisang/nanas/tape/bawang merah/tempe busuk yang sebelumnya dipotong menjadi kecil - kecil secukupnya.
-     Diamkan selama ± 4 - 6 hari (hingga berbuih)

5.  Kel Tani Jati Jaya, Desa Sawangan, Kec. Kebasen, Kab. Banyumas  (Binaan Lab PHP Banyumas)

Bahan-bahan :
·      Jenis ikan berpunggung biru (sidat, belut , patin, lele dumbo).
·      Air kelapa , air leri, molase, MSG.

Proses pembuatan :
Ikan di potong dimasukkan kedalam ember bersama air kelapa, air leri, molase, MSG dan diaduk agar semua bahan menyatu , ember ditutup difermentasi anaerob selama 15 hari dan pada hari ke 4 tutup ember di buka isinya diaduk selama 5 menit, ember tutup kembali, pada hari ke 5 dan seterusnya ember setiap hari dikocok, pada hari ke 15 MOL sudah jadi dengan aroma tape.

Cara pemakaian :
Ambil larutan MOL 250 cc dicampur dengan air 14 liter disemprotkan ke tanaman 10 hari sekali pada pagi/ sore hari.

Kegunaan :
Untuk merangsang pertumbuhan tanaman sebagai pengganti Urea, sebagai decomposer bokasi, menghijaukan daun.

6.   MOL Limbah Hijauan Sayuran Segar (Lab PHP Pati)

Bahan :
·      100 Kg limbah sayuran (bayam, kangkung dll) .
·      Garam 5 % dari berat bahan.
·      Gula merah 2 % dari cairan yg telah diproses selama 24 Jam.
·      Leri (air cucian beras ) 10 liter.

Proses pembuatan:
·      Limbah sayuran diiris iris menjadi potongan yg kecil kemudian masukkan kedalam drum plastik, setiap lapisan 20 cm dan taburkan garam sampai rata, lanjutkan dengan berlapis lapis seperti diatas sampai bahan habis. Tambahkan air cucian beras sebanyak 10 liter
·      Drum ditutup rapat dengan plastik dan diatasnya diberi air sehingga tampak plastik cekung terisi air.
·      Setelah 3 - 4 minggu baru dibuka, akan tampak cairan berwarna kuning kecoklatan, baunya segar dan bila diukur pH nya 3-5.
·      Tambahkan gula sebanyak 2 ons dan diaduk.


Penggunaan :
·      Pengomposan : untuk mempercepat penghancuran bahan organik campurkan 1 liter cairan. MOL + 10 liter air tawar + 2 ons gula dan cairan siap disiramkan pada bahan organik yang dikomposkan.
·      Penyemprotan tanaman : 400 cc (2 gelas) cairan Mol + air 14 liter (1 tanki) air tawar diaduk rata kemudian disemprotkan pada pagi atau sore hari pada semua tanaman. Untuk tanaman padi pada umur 10, 20, 30 dan 40 Hst

7.      MOL Rebung Bambu (Lab PHP Pati)

Bahan :
·      2 buah rebung bambu lebih kurang 3 kg
·      Air beras 5 liter
·      Satu buah maja yang sudah matang. Jika tidak ada buah maja dapat diganti gula merah 1,5 ons
·      Air cucian beras 5 liter

Proses Pembuatan:
·      Rebung ditumbuk halus kemudian masukkan pada ember/tong plastik, camprkan buah maja yang sudah dihaluskan
·      Tambahkan gula merah yang telah dihaluskan dan diaduk rata Rendam dengan air cucian beras 5 liter
·      Tutup ember/tong dengan plastik rapat dan berikan slang yang disambungkan dengan air yang berada pada botol, biarkan selama 15 hari

Penggunaan :
·      Pengomposan 1:5 (1 Cairan MOL : 5 air tawar)
·      Penyemproran tanaman  400 cc MOL : 14 liter air tawar, Pada tanaman padi umur 10, 20, 30, 40 Hst.


8.      MOL Keong (Lab PHP Pati)

Bahan :
·      5 kg keong yang masih hidup/segar
·      2 buah buah maja matang jika tidak ada diganti gula merah 1 kg/cairan tebu 1 liter
·      Air kelapa 10 liter

Proses Pembuatan:
·      Keong ditumbuk sampai halus kemudian masukkan pada tong plastik.
·      Campurkan buah maja yang telah ditumbuk halus atau gula merah yang sudah dihaluskan. Tambahkan 10 liter air kelapa dan aduk hingga rata.
·      Tutup rapat dengam plastik. dan berikan slang plastik sambungkan pada botol yang telah berisi air.

Penggunaan :
·      Pengomposan : dengan konsentrasi 1 : 5 (1 liter cairan MOL + 5 liter air tawar + 1 ons gula, disiramkan pada bahan organik yang dikomposkan.
·      Penyemprotan tanaman : 400 cc (2 gelas) cairan Mol + 14 liter (1 tanki) air tawar diaduk rata kemudian disemprotkan pada pagi atau sore hari pada semua tanaman.
·      Untuk tanaman padi pada umur 10, 20, 30, 40 Hst. Mol keong ini dapat dicampur dengan Mol lainnya disemprotkan pada pagi/sore hari,
·      Hindari penyemprotan pada siang hari.


9.      MOL Buah Maja

Bahan :
·      5 buah buah maja yang matang
·      30 liter air beras
·      20 liter air kencing sapi/kerbau/kambing.

Proses pembuatan :
·      Buah maja dihaluskan dan masukkan pada drum plastik
·      Campurkan dengan 30 liter air beras dan 20 liter air kencing diaduk hingga rata.
·      Tutup tong plastik rapat rapat.
·      Masukkan slang plastik sambungkan kedalam botol yang sudah berisi air

Penggunaan :
·      Pengomposan 1:5 (1 cairan MOL : 5 air tawar) + 1 ons gula merah.
·      Penyemproran tanaman : 400 cc MOL: 14 liter air tawar.
·      Pada tanaman padi umur 10, 20, 30, 40 hst dan fase akhir pembungaan (generatif).

10.  MOL Limbah Buah-buahan

Bahan :
·      10 kg limbah buah buahan
·       1 kg gula merah
·      10 liter air kelapa

Proses pembuatan :
·      Buah buahan dihaluskan dan masukkan pada drum plastik
·      Campurkan 10 liter air kelapa
·      Tambahkan gula merah yang telah dicairkan
·      Tutup rapat tong plastik
·      Masukkan slang plastic sambungkan kedalam botol yang sudah berisi air

Penggunaan :
·      Pengomposan 1:5(1 cairan MOL: 5 air tawar ) + 1 ons gula merah
·      Penyemproran tanaman : 400 cc MOL: 14 liter air tawar pada akhir pertumbuhan.

AGENS HAYATI

1. Pengembangan pada Media Kentang Gula Agar (Potato Dextrosa Agar/ PDA ) (Lab PHP Temanggung)
Media ini merupakan media stándar / umum yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang tidak memerlukan perlakuan / media pertumbuhan khusus.
Contoh :
Jamur Trichoderma spp., Gliocladium spp., Beauveria bassiana, Cordyceps spp., Metarhizium spp. Nomuraea rileyii, Verticillium lecanii.

Bahan :
·      Kentang                                     : 250 - 300 gram
·      Gula pasir / Dektrosa                 : 20 gram
·      Agar – agar                                : 15 – 20 gram ( 2 bungkus )
·      Aquades                                                : 1 liter

Proses pembuatan :
a.    Kentang dikupas, lalu dipotong kecil (1 x 1 x 1 cm), kemudian   dicuci sampai bersih.
b.    Rebus potongan kentang selama kurang lebih 15 menit (tidak terlalu matang), lalu disaring
c.    Pada ekstrak kentang tersebut tambahkan agar, gula pasir dan aquades hingga volume  menjadi 1 liter dan aduk hingga larut di atas nyala api
d.   Tuang ke dalam tabung reaksi (5 ml ) atau petridish (10 ml).
e.    Sterilkan dengan menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit pada tekanan 1,5 Atm. Kalau menggunakan dandang  memerlukan waktu 1 jam. Setelah itu media dikeluarkan dari autoclave.
f.     Media pada test tube dimiringkan (bagian atas diberi sandar), dibiarkan sampai beku. Jika hendak menggunakan media pada cawan petri, maka media pada tabung reaksi dituang pada cawan petri steril di ruang tertutup dan dilakukan di dekat nyala api
g.    Media siap digunakan untuk perbanyakan isolat jamur/bakteri. Pengembangan jamur / bakteri pada media PDA dilakukan di ruang tertutup (di kotak khusus/ enkas) yang sudah disterilkan terlebih dahulu.
h.    Bibit jamur/bakteri disiapkan, selanjutnya dengan menggunakan alat jarum bertangkai panjang (jarum ose), bibit diambil sedikit (satu goresan), selanjutnya dipindahkan pada media PDA steril
i.      Proses penularan dilakukan di dekat nyala api (spiritus/Bunsen)
j.      Selanjutnya hasil penularan disimpan di ruang yang bersih dan terhindar dari panas dan cahaya matahari, dibiarkan selama ± 7 hari.
k.    Hasil biakan selanjutnya dapat digunakan sebagai bibit / stater kembali untuk pengembangan massal pada media padat (jagung atau beras) dan media cair (Ekstrak Kentang Gula)

2.    Pengembangan pada Media PSA (Pepton Sukrosa Agar) (Lab PHP Temanggung)
Media ini digunakan untuk menumbuhkan cendawan entomopatogen (patogen serangga) atau bakteri antagonis
Contoh:
Jamur Beauveria bassiana, Cordyceps spp., Metarhizium spp., Nomuraea rileyii, Verticillium lecanii, bakteri Corynebacterium sp., Pseudomonas fluorescens.

Bahan :
·      Kentang                         : 250 - 300 gram
·      Sukrosa                          : 20 gram
·      Agar – agar                    : 15 – 20 gram ( 2 bungkus )
·      Aquades                                    : 1 liter
·      pepton                            : 10 gr

Proses pembuatan :
1.        Kentang dikupas, lalu dipotong kecil (1 x 1 x 1 cm), kemudian   dicuci sampai bersih.
2.        Rebus potongan kentang selama kurang lebih 15 menit, lalu disaring
3.        Pada ekstrak kentang tersebut tambahkan agar, sukrosa, pepton  dan aquades hingga volume  menjadi 1 liter dan aduk rata dengan pelan hingga larut di atas nyala api.
4.        Tuang ke dalam tabung reaksi (5 ml) atau petridish (10 ml ).
5.        Sterilkan dengan menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit pada tekanan 1,5 Atm. Jika menggunakan dandang  memerlukan waktu 1 jam. Setelah itu media dikeluarkan dari autoclave.
6.        Media pada test tube dimiringkan (bagian atas diberi sandar), dibiarkan sampai beku. Jika hendak menggunakan media pada cawan petri, maka media pada tabung reaksi dituang pada cawan petri steril di ruang tertutup dan dilakukan di dekat nyala api
7.        Media siap digunakan untuk perbanyakan isolat cendawan / jamur.
8.        Pengembangan jamur / bakteri pada media PDA dilakukan di ruang tertutup (di kotak khusus/ enkas) yang sudah disterilkan terlebih dahulu.
9.        Bibit jamur / bakteri disiapkan, selanjutnya dengan menggunakan alat jarum bertangkai panjang (jarum ose), bibit diambil sedikit (satu goresan), selanjutnya dipindahkan pada media PDA steril
10.    Proses penularan dilakukan di dekat nyala api (spiritus/Bunsen)
11.    Selanjutnya hasil penularan disimpan di ruang yang bersih dan terhindar dari panas dan cahaya matahari, dibiarkan selama ± 7 hari.
12.    Hasil biakan selanjutnya dapat digunakan sebagai bibit / stater kembali untuk pengembangan massal pada media padat (jagung atau beras) dan media cair (Ekstrak Kentang Gula)


3.    Pengembangan pada Media Sabouraud Dextrose Agar + Yeast (SDAY) (Lab PHP Temanggung)
Media ini digunakan untuk menumbuhkan cendawan entomopatogen (cendawan pathogen serangga). Contoh: Jamur Nomuraea rileyii

Bahan :
·      Dextrose                        : 40 g
·      Peptone                          : 10 g
·      Agar                               : 20 g
·      Air / aquadest                : 1 liter
·      Yeast ekstrak                 : 1 g

Proses pembuatan :
1.    Didihkan aquadest, masukkan dextrose, yeast ekstrak, pepton, aduk rata. 
2.    Selanjutnya bahan agar-agar dimasukkan sambil terus diaduk-aduk di atas api kecil.
3.    Tuang ke dalam tabung reaksi (5 ml) atau petridish (10 ml).
4.    Sterilkan dengan menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit pada tekanan 1,5 Atm. Jika menggunakan dandang  memerlukan waktu 1 jam. Setelah itu media dikeluarkan dari autoclave.
5.    Media pada test tube dimiringkan (bagian atas diberi sandar), dibiarkan sampai beku. Jika hendak menggunakan media pada cawan petri, maka media pada tabung reaksi dituang pada cawan petri steril di ruang tertutup dan dilakukan di dekat nyala api
6.    Media siap digunakan untuk perbanyakan isolat cendawan / jamur.
7.    Pengembangan jamur / bakteri pada media PDA dilakukan di ruang tertutup (di kotak khusus/ enkas) yang sudah disterilkan terlebih dahulu.
8.    Bibit jamur / bakteri disiapkan, selanjutnya dengan menggunakan alat jarum bertangkai panjang (jarum ose), bibit diambil sedikit (satu goresan), selanjutnya dipindahkan pada media PDA steril
9.    Proses penularan dilakukan di dekat nyala api (spiritus/Bunsen)
10.  Selanjutnya hasil penularan disimpan di ruang yang bersih dan terhindar dari panas dan cahaya matahari, dibiarkan selama ± 7 hari.
11.  Hasil biakan selanjutnya dapat digunakan sebagai bibit / stater kembali untuk pengembangan massal pada media padat (jagung atau beras) dan media cair (Ekstrak Kentang Gula)


4.    Pengembangan pada Media NA (Nutrient Agar) (Lab PHP Temanggung)
Media ini digunakan untuk menumbuhkan mikroba golongan bakteri

Bahan :
1.    Ekstrak beef      : 3 gr
2.    Pepton               : 5 gr
3.    Dextrose                        : 10 gr
4.    Aquadest           : 1 liter
5.    Agar                   : 20 gr

Proses  pembuatan :
Bahan-bahan dijerangkan bersama aquadest, diaduk homogen, terakhir masukkan bahan agar sedikit demi sedikit di atas nyala api kecil. Selanjutnya untuk pengembangan mikroba dilakukan sama seperti langkah-langkah pengembangan pada beberapa media pertumbuhan tersebut di atas.

5.      Pengembangan Massal pada Media Padat (Lab PHP Temanggung)
      Media padat beras/jagung
    
Bahan :
·      Jagung / beras    = 1 kg
·      Alkohol 70 %
·      Plastik tahan panas ukuran 12 x 20 x 0,05 cm.
    

Alat :
- Panci                                            - Kompor
- Sendok / centong kayu                - Dandang aluminium
- Nampan                                        - Steples

Proses pembuatan :
a.    Cuci beras / jagung sampai bersih dan tiriskan.
b.    Panaskan air dalam dandang sampai mendidih.
c.    Beras / jagung yang sudah dicuci dimasukkan kedalam dandang pengukus, dikukus sampai setengah matang (selama ± 20 menit).
d.   Bahan diangkat, selanjutnya diratakan di atas nampan, diangin-anginkan sampai menjadi dingin
e.    Setelah dingin, masukkan beras / jagung ke dalam kantong plastik tahan panas ± 100 gram / kantong dan disteples.
f.     Untuk sterilisasi dengan dandang, beras atau jagung dalam kantong plastik tersebut ditanak selama 1, sedangkan untuk sterilisasi dengan autoclave membutuhkan waktu 15 menit dengan suhu 121 °C pada tekanan 1,5 Atm.
g.    Keluarkan media dari dandang, dinginkan dan kemudian disimpan ditempat yang bersih dan teduh.
h.    Media siap diinokulasi dengan mikroba yang diinginkan, dengan cara mengambil bibit jamur dari dalam tabung reaksi / cawan petri menggunakan jarum bertangkai panjang / sendok kecil steril sebanyak satu goresan, kemudian dicampurkan merata ke dalam media beras / jagung supaya rata (seperti membuat tempe)
i.      Media yang sudah ditulari selanjutnya disimpan di tempat yang kering dan bersih, terhindar dari panas / terik matahari selama ± 7-4 hari (tergantung jenis jamur yang dibiakkan).

Media Padat Dedak dan Sekam
a.    Siapkan 1 liter dedak dicampur 2 liter sekam tambahkan air bersih sebanyak 0,5 liter dan diaduk sampai rata
b.    Kukus media dalam dandang selama 2 jam
c.    Dinginkan pada baki / nyiru
d.   Tambahkan starter/ bibit jamur sebanyak 100 gram
e.    Tutup dengan plastik dan inkubasikan selama 2 minggu
f.     Inokulum siap diaplikasikan


Media beras dan serbuk gergaji
a.    Serbuk gergaji dilembabkan dengan beras dengan perbandingan 6:1 aduk sampai rata
b.    Kukus media dalam dandang selama 2 jam
c.    Dinginkan media dengan cara menghampar diatas lembaran plasticBuat larutan / suspensi dari starter jamur Trichoderma sp. sebanyak 7,5 gram / 150 ml air.
d.   Inokulasi larutan Trichoderma sp. Atau jamur antagonis lain dengan cara memercikan larutan pada media yang telah dikukus dengan pebandingan setiap 7,5 gram starter/150 ml air digunakan untuk 4 liter media perbanyakan.
e.    Tutup media dengan plastik transparan dan inkubasikan selama 2 minggu
f.     Inokulum siap diaplikasikan.


6.    Pengembangan Massal  jamur Beauveria bassiana, Metarhizium sp. pada Media Cair Ekstrak Kentang Gula (EKG) (Lab PHP Temanggung)

Bahan :
·      Kentang                         = 150 gram
·      Gula pasir                      = 10 gram
·      Aquades                                    = 1 liter
·      Kapas
·      Aluminium foil
·      Larutan KmnO4           

Alat :
- Panci                                           
- Erlemeyer / botol gelas                            
- Sendok                                        
- Jarum ose      
- Fermentor sederhana ( gambar terlampir )          
- Pisau
- Saringan
- Kompor
- Glass wool          
- Beaker Glass

Proses pembuatan :
a.       Kentang dikupas bersih, kemudian dipotong kecil ( 1x1x1 cm ), dicuci sampai bersih.
b.      Masukkan irisan kentang ke dalam panci, tambahkan aquades 1000 ml rebus selama kurang lebih 10 menit.
c.       Saring ekstrak kentang yang didapat dan tampung dalam beaker glass bila perlu tambahkan aquadest agar volume tetap 1000 ml.
d.      Tambahkan gula pasir dan aduk sampai larut.
e.       Saring larutan gula dan ekstrak kentang yang didapat, dan masukkan kedalam erlemeyer / botol gelas.
f.       Masukkan kedalam autoclave atur suhu 121°C dengan tekanan 1,5 Atm selama kurang lebih 15 menit.
g.      Larutan EKG didinginkan selanjutnya inokulasikan isolat cendawan agens hayati kedalam EKG sebanyak  3 jarum ose, kocok sampai homogen.
h.      Dengan fermentator sederhana ( lihat gambar ) EKG yang telah diinokulasi,jamur diinkubasikan selama 7 hari biakan sudah dapat digunakan.
i.        Selama proses berlangsung adakah kebocoran yang terjadi pada setiap sambungan. Indikasi ada kebocoran bila tidak ada gelembung udara yang keluar dari tiap tabung. Bila terjadi kebocoran periksa kembali pada setiap sambungan / penutup gelas yang ada. Dan listrik tidak boleh mati, dan jika mati maka proses perbanyakan jamur dengan media cair harus diulang dari awal.
Wrin Driatmono

1 komentar:

  1. Permisi kak.. Kalau untuk produksi dari lphp sendiri biang PGPRnya menggunakan akar bambu saja atau ditambah dengan akar tanaman biang lainnya ya? Terimakasih sebelumnya

    BalasHapus

AUDIT EXTERNAL 1SO 9001 : 2015

AUDIT EXTERNAL 1SO 9001 : 2015
Foto Bersama Auditor External

AUDIT EXTERNAL

AUDIT EXTERNAL
Pembukaan Audit Esternal ISO 9001 : 2015